Bertahan adalah hal yang sangat penting. Bertahan merupakan hal yang tidak boleh ditinggalkan. Bertahan memegang hampir setengah mungkin malah lebih dari keseluruhan kekuatan yang ada. Contoh saja dalam permainan sepak bola, jika hanya mengandalkan penyerangan untuk mencetak gol tapi pertahanan dilupakan/ditinggalakan, yang terjadi adalah kebobolan. Jika seperti itu presentase untuk menang adalah 1:1. Sama halnya dengan sebuah hubungan sepasang kekasih bertahan adalah hal yang sangat panting, harus dilakukan jika ingin hubungan tersebut bertahan lama. Seperti waktu itu, pasangan saya menanyakan kepada saya yang intinya adalah sampai kapan saya bisa bertahan dengan dia (pasangan saya). Dan saya belum bisa langsung menjawabnya dengan tepat, jawaban waktu itu bukanlah jawaban sebenarnya dan saya lupa waktu itu menjawab apa. Terus saya kembali berpikir, tentu saja saya akan berusaha bertahan untuk selamanya karena saya masih mencintainya waktu itu. Pastinya bertahannya saya bisa selamanya atau hanya sementara, hal seperti ini yang menentukan bukanlah dari diri saya sendiri tentunya. Tetapi dia pun ikut menentukan sampai kapan saya akan bertahan. Jika dia memberikan sikap terhadapku yang dimaksudkan untuk melemahkan kekuatan bertahanku atau sikap yang menandakan sudah tidak ada cinta lagi untuk saya, apa daya sesama manusia, kekuatan bertahan saya pasti melemah dan sebaliknya. Saat itu saya berharap bahwa dia ingin saya bertahan selamanya untuknya. Dengan begitu dia akan memberikan sikap terhadapku yang membuat saya senang bertahan dengannya. Memberikan sikap seolah-olah dia sangat ingin kebertahanan saya bisa selamanya.
Menjawab pertanyaan yang sederhana tapi jawabannya tidak pasti kebenarannya. Karena hal seperti ini bukanlah ilmu pasti, jawaban yang muncul hanyalah isi dari otak saya waktu itu. Dan isi dalam otak saya malah muncul pertanyaan yang sangat banyak dan tak karuan. Apakah bertahan untuk cinta? bertahan untuk kebahagiaan? bertahan untuk cita-cita? bertahan untuk diri sendiri? bertahan untuk kelangsungan hidup? bertahan untuk dirinya? bertahan untuk orang tuanya? bertahan untuk orang tua saya? bertahan untuk teman-teman? bertahan untuk kelancaran hidup? bertahan untuk kelancaran kuliah? bertahan untuk menghindari status jomblo? bertahan untuk nama baik? bertahan untuk menemukan makna? bertahan untuk kedewasaan? bertahan untuk hidup bersama selamanya? bertahan untuk senang-senang? bertahan untuk menjadi lebih baik? bertahan untuk bertanggung jawab? bertahan untuk toleransi? bertahan untuk empati? bertahan untuk saling membantu? bertahan untuk belajar ikhlas? bertahan untuk menjadi manusia seutuhnya? bertahan untuk ibadah? bertahan untuk menjaga semangat? bertahan untuk mendapatkan pengalaman? bertahan untuk nafsu semata? bertahan untuk tidak kesepian? bertahan untuk ciuman? bertahan untuk pelukan? bertahan untuk pacaran? haaah.....jika dibiarkan terus meneru otak saya memunculkan pertanyaan yang semakin lama semakin tidak karuan. Maka dari itu saat itu saya sejenak menghentikan dan langsung mengambil air wudhu untuk menjernihkan isi otak.
Yang selalu muncul dalam otak dan mungkin sampai ke hati adalah saya bertahan untuk kebaikan kami berdua, keluarga dan orang lain. Semoga semua ini tidak salah dimengerti olehnya.
ConversionConversion EmoticonEmoticon